24 Mei 2012

Penembak Misterius: Sebuah Resensi

Aku sebenarnya jarang menikmati cerpen. Suka membuatnya namun tidak terlalu suka membaca cerpen orang lain. Karena berbagai rekomendasi tentang kehebatan Seno Gumira Ajidarma dari teman-teman; Mas Panda dan Mas Pra, maka aku membeli dan membaca kumpulan cerpen ini.

Karena aku jarang membaca kumcer lain, aku tidak punya kemampuan membandingkan buku ini dengan buku lain yang sejenis. Dan juga karena ini buku SGA yang pertama aku baca, aku pun tidak bisa membandingkannya dengan buku-buku SGA lainnya. Jadi aku membuat review ini, murni dari yang kurasakan saat membacanya. *sok polos*

Ada 12 cerpen dalam buku ini yang dibagi dalam tiga bagian. Bagian pertama merupakan trilogi cerpen: Penembak Misterius, berisi tiga cerpen yang bertema sama, tentang Penembak Misterius atau Petrus selama tahun '80an. Dua bagian lainnya adalah Cerita Untuk Alina dan Bayi Siapa yang Menangis di Semak-Semak. Yang alasan kenapa cerpen-cerpen di dalamnya dimasukkan ke bagian itu tidak terlalu jelas.

Aku biasa memegang pensil saat membaca buku untuk menggarisi kalimat yang kuanggap menarik atau memberi komentar di margin buku. Namun ketika aku membaca cerpen pertama; Penembak Misterius, aku merasa ada yang aneh. Karena cerpen ini indah, tapi aku tidak menemukan bagian mana yang harus aku garis. Kata-katanya sederhana, tidak rumit, biasa saja. Tapi keseluruhan cerpennya luar biasa. Kalau aku bersikukuh menggarisinya, maka aku menggarisi keseluruhan cerpennya. Nahloh.

Cerpen kedua; Bunyi Hujan di Atas Genting, yang menarik perhatianku adalah ternyata si Sawitri, tokoh utamanya, sangat lugu. Cerpen ini menurutku sederhana, biasa, dan malah membuatku takut kalau aku membuka jendela, melihat ke kanan bawah, lalu menemukan mayat setiap pagi sehabis hujan. Cerpen ini pernah dialih-bahasakan ke bahasa asing. Memang mudah mencari padanan kata dalam bahasa asingnya, karena kata-kata yang digunakan sederhana. Namun sulit menjelaskan bahwa judul cerpen ini adalah sebuah lagu rakyat. Pasti banyak footnote.

(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tulis saja apa yang kau pikirkan