19 Februari 2012

fakhrudin al raziy

perjalanan memiliki dampak yang sangat besar dalam menyempurnakan jiwa manusia. karena, dengan perjalanan itu, ia mungkin memperoleh kesulitan dan kesukaran ketika ia mendidik jiwanya untuk bersabar. mungkin juga ia menemui orang-orang terkemuka sehingga ia dapat memperoleh dari mereka hal-hal yang tidak dimilikinya. selain itu, ia juga dapat menyaksikan aneka ragam perbedaan ciptaan Allah. walhasil, perjalanan memiliki dampak yang kuat dalam kehidupan beragama seseorang.

18 Februari 2012

pembatas buku

aku adalah pembatas buku.

yang membatasi generasi tua, pemuda yang kini berumur 30an, dan generasiku sendiri, pemuda yang berumur 20an.

aku secara lahiriah memang berada dalam kelompok generasiku sendiri. namun pemikiranku, tingkah lakuku, cara kerjaku, tidak sesuai dengan yang teman-teman lakukan dalam generasiku. pemikiran dan sikapku, lebih seperti teman-teman dari generasi yang lebih tua, meskipun ada banyak kemudaan disana. atau bahkan aku adalah orang yang berpikir sedikit lebih dulu dari teman-teman generasiku sehingga apa yang kupikirkan tidak bisa disamakan dengan mereka.

aku orang yang entah terlambat entah terlalu cepat lahir di dunia ini pada generasi ini. orang-orang hebat yang hidup pada masa lalu juga adalah orang-orang yang berbeda pada generasi mereka. aku pun begitu, pasti ada alasan kenapa aku lahir pada generasi ini. pasti ada manfaat dari diriku kenapa aku lahir pada zaman ini.

aku menjadi beda. menjadi pembatas. dan aku menjadi penanda bahwa ada yang salah pada zaman ini, pada generasiku sendiri.

aku, rokok, dan laki-laki

aku sangat penasaran dengan rokok. hampir semua temanku tahu itu. tentang bagaimana cara kerjanya. tentang bagaimana cara menggunakannya. tentang bagaimana banyak hidup orang tergantung padanya. dan bagaimana menjauhinya.

terkadang aku ingin mencobanya. hampir semua temanku tidak suka padaku karena itu. beberapa menganggapku rendah. beberapa menghina dan seenaknya saja pergi. dan ada dua orang laki-laki berlatar belakang berbeda yang sedang dekat padaku dan masing-masing menanggapi penasaranku dengan cara yang berbeda pula.

ketika aku mengatakan aku penasaran ingin tahu rasanya merokok, lelaki pertama, ia perokok, menanggapi, "kamu boleh merokok, asal jangan di depanku". aku mengatakan hal yang sama kepada lelaki kedua, ia bukan perokok, dan ia menanggapi, "kamu boleh merokok, hanya kalau di depanku."

mereka berdua dekat denganku dalam hal hubungan, namun sangat jarang bertemu denganku, paling tidak dua kali dalam setahun. tadinya aku menganggap jawaban mereka biasa saja seperti pertanyaanku. merokok saat berada atau tidak berada di hadapan mereka biasa saja bagiku. namun lambat laun aku menyadari satu hal.

laki-laki pertama, merasa dirinya memiliki hidupku. ia merasa bisa mengatur kapan dia tidak ingin melihat keburukanku dan hanya melihat kebaikanku. untuk keburukanku, andai saja aku benar-benar merokok, ia lepas tangan dan tidak mau tahu. ia hanya ingin baiknya saja. kalau aku perokok, aku punya kesempatan sangat banyak untuk merokok daripada tidak, mengingat aku hanya bertemu dengannya setahun dua kali.

laki-laki kedua, orang yang sangat hati-hati. ia bahkan tidak merokok dan malah hanya memperbolehkan aku merokok di depannya. ia dengan kehati-hatiannya itu, justru merasa dapat menjadi orang yang mengontrol ritme rokokku kalau aku perokok, barangkali juga dapat membuatku lupa atas rasa penasaranku dengan mengalihkan perhatian, pada es krim misalnya. kalau aku perokok, dan diperbolehkan merokok hanya ketika di hadapannya, dua kali dalam setahun itu, mungkin aku tidak akan menjadi seorang perokok, dan lupa dengan rasa penasaranku itu.

dari hal yang sederhana, aku bisa menilai laki-laki mana yang pantas untuk mendampingi hidupku.

told to change

seseorang membaca tulisanku, ia baru aku kenal belakangan ini dan menjadi teman dekatku beberapa waktu. kami berdua kenal bukan melalui tulisan, blog, atau buku. aku kenal dia di dunia nyata. dan aku memintanya membaca tulisanku untuk mengenal siapa sebenarnya aku.
dan ia membaca tulisanku.
kemudian memberi komentar bahwa tulisanku terlalu berat untuk dimengerti orang seperti dia dan oleh kebanyakan orang lainnya. aku diminta menulis dengan lebih remeh-remeh dan menulis seperti kebanyakan orang lainnya. paling tidak untuk buku pertama. dan baru lebih berat secara bertahap untuk buku-buku selanjutnya.
aku diam saja.
kemudian meninggalkannya.

07 Februari 2012

Layang-Layang

sebuah nostalgi masa silam,
tulisan yang kubuat lebih dari tujuh tahun yang lalu,
april 2005 

---

Kenapa selembar kertas, sebatang bambu, dan seutas benang dapat terbang?
Bahkan, dulu sekali, pernahkan terpikir oleh mereka akan dapat terbang?

Aku Mau Jadi Apa

sebuah nostalgi masa silam,
tulisan yang kubuat lebih dari tujuh tahun yang lalu,
maret 2005

---

Cita-cita norak
Aku mau jadi pembuat game.
Aku mau ciptain dunia sendiri lewat cyber.
Aku mau ngerobohin pabrik minuman keras.
Aku mau hancurin Amerika.
Aku mau bunuh Bush.
Apapun yang terjadi, aku mau Islam tegak di dunia.
Aku mau terjun langsung ke Palestina.
Aku mau bunuh Tony Blair.
Aku mau bunuh Ariel Sharon gendut.
Aku mau nyoba loncat setinggi-tingginya sampe aku bisa nyentuh bintang.
Aku mau loncat dari balkon rumahku yang di lantai dua ke bawah.
Aku mau jalan-jalan sendiri malem-malem.
Aku mau ngeliat bintang setiap hari.
Aku mau ngerasain jadi tukang minta-minta.
Aku mau suatu hari aku tersesat di hutan.
Aku mau aku bisa terbang.
Aku mau mati muda.

Cita-cita masuk akal.
Aku mau naek haji.
Aku pengen banget punya buku bermilyar eks.
Aku mau orang bahagia kalau aku ada disamping mereka.
Aku mau semua orang bebas jadi diri mereka sendiri.
Aku mau bilang ke semua orang kalo jadi diri sendiri itu asik.
Aku pengen belajarku selama ini berguna untuk semu orang.
Aku pengen rumahku bebas dari produk Amerika.
Aku mau melihara anak yatim.
Aku mau bikin semua orang bahagia.
Aku mau masuk ITB.
Aku mau berbuat apa aja di kamarku.
Aku pengen nentuin seprei apa yang di pake di tempat tidurku.
Aku mau jadi seperti Mas Firman dengan caraku sendiri.
Aku mau jadi seperti Rasulullah tapi tetep namaku Nadia.
Aku mau jadi Ali bin Abi Thalib.
Aku mau punya vespa (keren banget sih).

lucu ketika mimpi dan kemauanku sekitar tujuh tahun lalu kubaca lagi, dan kulihat efek mimpi itu pada diriku yang sekarang.

06 Februari 2012

Tuhan, Bantu Aku

sebuah nostalgi masa silam,
tulisan yang kubuat lebih dari tujuh tahun yang lalu,
01 januari 2005

---

Tuhan,
Bangkitkan semangatku
Tuk senyumkan ibu
Dan bangkitkan semangatku lagi
Tuk bangun negeri
Tuk sembuhkan luka ini
Karna hanya generasi kami
Yang mampu berdiri
Menyongsong matahari

Kamoe

sebuah nostalgi masa silam,
tulisan yang kubuat hampir tujuh tahun yang lalu,
februari 2005

---

Untuk Smua Orang Yang Mencintai Aceh

Dulu kami perkasa. Gagah menumbangkan lawan. Menyumbang pesawat pertama. Dengan emas permata. Kami gagah perkasa. Penjajah takluk. Pemerintah membungkuk.

Lalu. Kami dipimpin. Orang pemimpi. Membuat kami tercekik. Kelaparan kemiskinan. Punya kami. Kami tak tinggal diam. Berdiri tegak selip rencong. Siap berperang. Kami bukan kalah. Kami hanya mengalah. Sebab kami tak terima. Wanita menjanda. Anak-anak diperkosa.

Sekarang. Kami terpuruk. Ayah kami terbunuh. Ibu kami hilang hanyut ke samudra. Kakak kami ditangkap dikira separatis. Adik kami merenggang tenggelam membiru.

Kini kami tinggal sendiri. Sendiri entah dimana. Sendiri entah sama siapa. Berkelana dalam kembara. Menyimpan segala duka. Menyimpan derita.

Besok kami akan menuntut balas. Kami akan meminta pertanggung jawaban. Kami akan memimpin kalian. Kami akan berkorban. Insya Allah. Kalau kami tak syahid di tengah jalan.

Buku di Indonesia

sebuah nostalgi masa silam,
tulisan yang kubuat hampir tujuh tahun yang lalu,
maret 2005

----

Salah satu impianku yang mungkin tidak akan kesampaian adalah semua buku di Indonesia harganya cuma seribuan rupiah. Pasti, semua orang di Indonesia pintar. Tidak ada lagi kebodohan di Indonesia. Semua orang bebas maju. Semua orang bebas membeli buku. Tidak peduli orang kaya ataupun orang miskin. Punya uang segerobak atau pun yang punya uang dua lembar ribuan. Bisa baca buku. Bisa beli buku.
Itu mimpi yang paling indah. Semua orang baca buku. Semua orang tidak punya waktu untuk melakukan hal-hal yang tidak berguna. Semua orang pintar. Aku yakin Indonesia pasti maju.
Baiknya, subsidi yang selama ini pemerintah janjikan untuk pendidikan, dialihkan ke buku. Jadi semua buku murah. Bukannya malah pemerintah kota membuat buku sendiri yang mutunya jelas-jelas rendah, lalu dipinjamkan ke pelajar yang di sekolah, tapi tetap saja biaya sekolah aja dinaikan. Sama saja kalau begitu. Lantas bagaimana dengan yang tidak mampu sekolah?
Jepang bisa bangkit dari keterpurukan Perang Dunia, karena saat itu Pemerintah Jepang menjual buku-buku dengan harga sangat murah. Indonesia sekarang juga sedang mengalami keterpurukan. Tapi, kenapa Pemerintah tidak ingin melakukan sesuatu yang, memang manfaatnya tidak instan tapi tetap saja sangat besar? Mungkin mental Pemerintah Indonesia masih lemah. Masih sangat berpikir instan.
Padahal yang aku lihat, banyak sekali masyarakat Indonesia yang sangat menyukai membaca. Aku yakin, mereka semua pasti akan menjadi orang-orang yang berguna di masa yang akan datang.
Coba saja Indonesia mau mengambil resiko sebesar itu, resiko manfaat tidak dapat dituai sekarang, pemerintah kujamin tidak bakalan pernah rugi. Karena suatu saat, Indonesia pasti akan bangkit.
Tapi, apa yang yang terjadi sekarang?
Mungkin keinginanku akan selamanya menjadi keingan yang tidak akan kesampaian.

an apple tree

If an apple tree seeded on 15 February 1990 (my birthday), it bore 1,951 kg apple till today. Its contribution to economy is US$ 7,786 and it fed 3,274 people.

Kalau sebuah pohon apel ditanam pada 15 Februari 1990 (aku lahir), ia menghasilkan 1.951 kilogram apel sampai sekarang. Kuntribusinya dalam ekonomi seharga Rp 69.762.520,- dan ngasih makan 3.274 orang.

Sekarang pertanyaannya, apa manfaat yang sudah aku berikan pada dunia, sebagai manusia, selama hidupku sampai sekarang? Apakah manfaat hidupku tidak ada apa-apanya dibanding manfaat yang diberikan sebuah pohon apel pada dunia?

Hidupku berharga Rp 60jt kah? Aku malah belum pernah melihat uang segitu banyaknya. Apalagi punya.
Juga memberi makan 3.274 orang? Jumlah orang yang kuberi makan saja masih bisa dihitung jari.
Lantas berapa harga hidupku?