14 Maret 2013

Tiga Doa dan Masjid Ijabah

Masjid Ijabah berdiri tidak lebih dari dua kilometer dari Masjid Nabawi di Kota Madinah. Ia dinamakan dengan Masjid Ijabah karena di lokasi masjid berdiri, Rasulullah dulu pernah berdoa meminta tiga permintaan pada Allah. Dari ketiga doa yang diutarakan Rasul, dua di antaranya diijabah - dikabulkan oleh Allah.

Apa yang Rasulullah minta?

Doa pertama: "Ya Allah, jangan hancurkan ummatku dari bencana kelaparan dan kekeringan yang berkepanjangan." doa ini diijabah oleh Allah.

Doa kedua: "Ya Allah, jangan hancurkan ummatku dari bencana banjir besar yang menenggelamkan seperti yang terjadi pada ummat Nabi Nuh," doa ini pun diijabah oleh Allah.

Lalu apa doa ketiga yang tidak dikabulkan oleh Allah? "Ya Allah, jangan binasakan ummatmu dari perpecahan." Apakah ini berarti kehancuran Islam karena perpecahan yang sekarang marak terjadi ini memang tidak bisa dielakkan lagi? Perpecahan Islam merupakan harga mutlak? Sebuah vonis?

Meski doa seorang Rasul yang mulia tidak diijabah, barangkali manusia hina yang bukan siapa-siapa dan belum pernah berdoa di Masjid Ijabah ini diperkenankan melanjukan permohonan doa Rasulullah yang belum diijabah itu.

11 Maret 2013

Zam-Zam dan Kemunafikan

Ciri-ciri orang munafik salah satunya adalah tidak bisa minum air zam-zam.

Sedang ketika di Arab, aku hanya bisa minum air zam-zam dan susu onta, di tengah-tengah minuman tidak jelas di sana.

Padahal kukira aku ini munafik.

10 Maret 2013

Book as World's Window

People said that book is world's window.
Yes it is.
And it is only a window.
From a book you can see the world, same as you see your garden trough you home window.
Without moving an inch.

But it's not the world.
The real world is out there.
To get there, you have to close your window, and go out.
To get there, you have to close your book, and travel.

You have to experience the real world yourself.
Understand the real world yourself.
And start a journey.
Because book is only a window.

Aku, Botol Air, dan Jabal Rahmah

Orang-orang naik dan mendaki Jabal Rahmah dengan jodoh mereka.
Suami dengan istrinya, dan sebaliknya.
Misalnya seperti Dewi Persik dan Saipul Jamil.
Lah kalau aku?
Aku cuma sama botol air minum.

Doa yang Kurapal #1

Ya Allah, ambillah penglihatanku.
Bila selama ini ia memberi lebih banyak mudharat daripada manfaat.

Ya Allah, ambillah suaraku.
Bila selama ini kata-kata yang dikeluarkannya lebih banyak menyakiti orang lain daripada menyejukkan hati mereka.
Bila selama ini ia lebih banyak bicara dusta daripada sebenarnya.
Bila selama ini ia lebih banyak memberi mudharat daripada manfaat.

Ya Allah, ambillah pendengaranku.
Bila selama ini ia mendengar lebih banyak hal yang sia-sia daripada yang berguna.
Bila selama ini lebih banyak memberi mudharat daripada manfaat.

Ya Allah, ambillah tanganku.
Bila selama ini tindakan yang dilakukannya memberi mudharat lebih banyak daripada manfaatnya.

Ya Allah, ambillah kembali kakiku.
Bila selama ini ia membawaku ke tempat yang lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya.

Ya Allah, ambillah nyawaku.
Bila selama ini hidupku lebih banyak memberikan mudharat daripada manfaat kepada orang lain.
Bila selama ini hidupku merupakan sebuah kesia-siaan yang besar.

Ambillah semuanya, Ya Allah.
Sesungguhnya aku sendiri tidak sanggup memikul beban dosa yang kulakukan sendiri.

Amiin, ya Rabbal 'Alamiin.

09 Maret 2013

Aku Beruntung Masih Muda

Aku merasa beruntung sekali bisa ke Madinah dan Mekkah dalam usia muda. Selain sebagai ibadah ruhani, sebagian besar ibadah yang dilakukan di kedua kota itu merupakan ibadah fisik.

Lihat saja, jalan kali beberapa ratus meter setiap pulang pergi shalat wajib berjamaah lima kali dalam sehari. Sekali tawaf sebanyak tujuh kali putaran. Sai antara kedua bukit sebanyak tujuh kali. Naik turun tangga masjid. Duduk, rukuk, sujud, berdiri, beratus-ratus kali dalam sehari. Semua itu berat bila dilakukan orang-orang sepuh dengan keterbatasan stamina, kesulitan bergerak, dan berubah sikap tubuh dalam waktu yang singkat.

Aku merasa aku kurang ajar kalau aku sebagai anak muda tidak berangkat melalui perjalanan yang jauh dan berat menuju Madinah dan Mekkah. Padahal ada begitu banyak orang-orang yang lanjut usia yang berangkat ke sana. Padahal banyak orang dengan kesusahan fisik berangkat dengan merayap. Padahal banyak orang sakit, sekarat, hampir mati, berangkat ingin berdoa di sana. Apa aku ini tidak angkuh kalau aku yang masih muda, begini mudah bergerak, begini kuat, begini sehat, begini ramping, tidak ingin berangkat ke Madinah, Mekkah, dan Jerusalem untuk menundukkan diri?

Sebagai anak muda yang jarang-jarang ditemukan di sana, ada banyak hal yang bisa menjadi ladang pahala dan sumber kebaikan. Di sana ada ribuan orang yang bisa dibantu. Membantu menjelaskan tata cara umrah. Membantu memberikan petunjuk arah dan nama jalan. Menuntun seorang nenek untuk naik dan turun tangga. Mendorongkan kursi roda. Membagi sajadah. Mengantrikan dan mengambilkan air zamzam. Meraihkan Al-Quran. Menjadi guide ke Raudah. Mengantar orang tersesat. Dan masih banyak lagi kebaikan yang bisa dilakukan seorang anak muda di Tanah Suci selain beribadah pontang panting.

Maka aku merasa beruntung sekali bisa ke sana selagi muda.

Hati dan Pikiran yang Tertinggal

Hatiku tidak di sini
Pikiranku tidak juga di sini
Tertinggal di rumahmu
Tapi kapan bisa kujemput lagi?