06 Juni 2012

Resensi - Persepolis I

PERSEPOLIS I
Marjane Satrapi

Persepolis adalah buku graphic-novel tentang masa kecil penulisnya sendiri: Marjane Satrapi. Sebenarnya ada dua seri yang diterbitkan namun tidak pernah diedarkan oleh Gramedia: Persepolis I tentang masa kecil Marji, dan Persepolis II tentang kepulangannya kembali ke Persepolis. Persepolis sebelumnya pernah diterbitkan oleh Resist Book dalam Revolusi Iran. Bukunya sama, namun terjemahannya beda. Nah, karena buku yang kupunya dan yang baru kubaca adalah Persepolis I, maka dalam resensi ini aku hanya akan membahas Persepolis I terbitan Gramedia.

Masa kecil Marji sebenarnya sederhana, namun menjadi luar biasa menarik karena masa kecilnya dilalui dalam masa-masa genting dan penting sebuah bangsa besar: Iran. Yang pada saat Marji kecil di Iran, saat itu sedang terjadi Revolusi Iran pada tahun 1979.

Dengan gaya cerita dan gambar yang sama dengan Embroideries – keluguan dan kepolosan – Persepolis I menceritakan hal yang lebih serius. Ia membicarakan politik, kebebasan, paksaan dalam menjalankan agama, dan lain sebagainya.

Dalam buku ini Marji membicarakan orangtuanya yang melakukan aksi demonstrasi menurunkan tirani Shah, ibunya yang seorang aktivis kebebasan, ayahnya yang seorang fotografer demonstrasi, neneknya yang wangi melati, cita-cita Marji menjadi seorang nabi, perbedaan kelas antar manusia, hingga kebenaran yang mungkin sulit untuk diterima. Kadang pun Marji menggugat ayahnya sendiri, ‘Sebenarnya Ayah menentang atau mendukung kelas sosial?!’. Ia pun mempertanyakan perjuangan ibunya, ‘Sebenarnya Ibu mendukung kebebasan atau tidak?’, begitu gugatannya.

Membaca Persepolis adalah juga tentang Marji. Seorang anak yang dididik secara Barat oleh keluarganya yang moderat, di tengah-tengah negara dan masyarakat yang katanya fundamentalis itu. Marji sendiri membaca banyak buku di usianya yang masih muda. Ia bahkan paham Dialektika Matrealisme. Ia juga paham sejarah panjang bangsanya. Ia pun paham kelas sosial itu ada dan menjadi malu karenanya. Semua pengetahuan ini menjadikannya anak yang banyak tahu dan lugas mengungkapkan pendapatnya. Ia mampu berteriak dengan suara yang lebih keras daripada suara orang yang membentaknya. Aku menyukai karakter Marji. Meski iri padanya.

Dalam buku ini, ada banyak sekali orang dewasa yang berpengaruh besar dalam kehidupan anak-anak, terutama Marji. Tiap tokoh memberi pengaruhnya masing-masing dengan baik dan buruknya. Di antara semua tokoh dalam buku ini, aku paling suka dengan paman Marji, Anoosh namanya. Aku merasa lebih suka dan lebih mirip dengan Anoosh dibandingkan dengan karakter yang lain. Ia seorang pejuang dan baru keluar dari penjara yang telah mengurungnya selama 30 tahun. Ia menyukai anak kecil yang banyak tanya dan banyak tahu seperti Marji. Anak yang kadang tidak disukai sebagian besar orang dewasa. Orang dewasa biasanya lebih suka pada anak manis, diam, penurut, tidak banyak tanya, dan sebagainya. Aku ingin menjadi seperti Anoosh. Aku ingin membantu anak-anak paham seperti apa sebenarnya wajah dunia.

Buku Marji yang kubaca sebelumnya adalah Embroideries, isinya tentang sekelompok perempuan yang membicarakan laki-laki. Meski beberapa kali membahas politik dan nilai-nilai dalam masyarakat, cara membahasannya dilakukan dengan humor dan keluguan yang membuat tertawa saking polosnya. Tapi humor ini yang sangat sedikit terlihat dalam Persepolis I. Ada beberapa, tapi sedikit sekali. Lalu kenapa? Memangnya humor seperti apa yang kamu harapkan ketika membaca tentang peperangan yang banjir darah dan air mata?

Marji membongkar masa lalunya yang tidak begitu menyenangkan untuk mengungkapkan pada dunia bahwa Iran, bangsanya sendiri, tidak seperti tampakannya dari luar. Maka menulis dan menggambar Persepolis adalah penting bagi Marji. Kita bisa saja saling memaafkan, tapi seharusnya kita tidak pernah lupa, begitu katanya pada pengantar buku ini.

Buku ini bagus sekali. Aku kagum pada Marji kecil, dan aku penasaran untuk tahu apa yang akan dilakukannya ketika kembali ke Persepolis saat lebih dewasa dalam Persepolis II.

Ruang Duduk,
Rumah Jogja,
04 Juni 2012

6 komentar:

  1. Thanks Mas Pra buat bukunya, semoga murah rezeki sampe bisa ngasih buku-buku yang laen lagi. amiin. hehehehehehe.

    BalasHapus
  2. persepolis, kemaren aku cuma nonton filemnya. pengen punya bukunya tapi kyaknya agak susah dicari ya? itu bukunya dapet kapan dimana kak?

    BalasHapus
  3. eh, dipenjemin ya? *baru baca komen diatas* tanyain dong, aku boleh pinjem juga? buku2 kak nadia udah pada kelar kubaca nih, cm blm tau kpn bs ksana balikin buku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siapa yang sok sibuk gak sempet mampir ke rumah?

      Hapus
  4. Haloo,, saya juga penggemar Marji dengan karya2nya,, salam kenal..:-)
    btw Persepolis II dmn bisa disapat ya..?? saya masih cari buku itu....

    BalasHapus

tulis saja apa yang kau pikirkan