06 Juni 2012

Kenapa Tidak Bisa Sederhana?

Cinta bisa jadi sederhana, tapi di sisi lain ia bisa jadi sangat rumit. Ah, aku tidak tahu apa yang mau kukatakan.

Kenapa kisah cinta dalam dongeng begitu sederhana?

Bagaimana kalau Cinderella tidak jadi menikah dengan pangeran kerajaan karena ketika yang ditemuinya di pesta istana adalah raja yang sudah tua namun masih menginginkan gadis muda untuk menjadi istrinya yang kelima? Bagaimana kalau Cinderella tidak mau menikah dengan pangeran karena sudah jatuh cinta pada penjual roti di pasar yang tiap hari ditemuinya? Kenapa ceritanya bisa begitu sederha, kenapa cinta katanya bisa begitu sederhana, padahal kenyataannya bisa jadi sangat rumit?

Bagaimana kalau Putri Tidur terbangun setelah dicium oleh lelaki yang ternyata Buruk Rupa, yang berpunggung bungkuk, wajah tidak mulus, dan memiliki kekurangan fisik, apakah ia akan jatuh cinta padanya dan ingin menikah dengannya? Bagaimana kalau Pangeran tidak bisa jatuh cinta kepada Putri Tidur karena yang ditemuinya setelah berperang melawan monster dan penyihir jahat adalah Putri Tidur yang berperangai buruk? Kenapa cinta bisa begitu sederhana, dan kenapa manusia bisa membuatnya begitu rumit?

Bagaimana kalau Putri Duyung yang sudah menukar suaranya yang indah dengan sepasang kaki manusia, menemukan bahwa pria yang dicintainya adalah seorang laki-laki yang suka mempermainkan perasaan perempuan? Menyesalkah ia telah menukar suaranya yang indah? Dan bagaimana ketika lelaki itu akhirnya jatuh cinta pada Putri Duyung, lalu kemudian baru tahu kalau ternyata ia jatuh cinta pada seekor ikan? Kenapa jatuh cinta bisa menjadi begitu sederhana, padahal kenyataannya manusia yang membuatnya sangat rumit dan semrawut?

Cinta memang bisa menjadi sangat sederhana. Ia bisa hadir hanya karena senyum di pagi hari atau bahkan sapu tangan yang terjatuh. Manusia memahami itu. Manusia tahu itu.

Namun entah kenapa, untuk mendapatkan cinta dan mempertahankannya, manusia menjadi sangat ribet dan rumit. Kalau bisa, apapun dipermasalahkan dan dipikirkan sehingga kadang cinta yang begitu sederhana menjadi rumit. Perbedaan agama, status, ras, umur, dan sebagainya menjadi masalah. Pendapat orang lain, pendapat orang tua, harta yang dimilikil, pendidikan yang ditempuh, jumlah pendapatan, menjadi penting bagi manusia. Semua keduniawian itu membuat manusia lupa, bahwa cinta sejatinya adalah sesuatu yang sangat sederhana. Kenapa tidak mulai melihatnya dan memperjuangkannya dengan cara yang sederhana pula?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tulis saja apa yang kau pikirkan