25 Desember 2012

(Palestina #1) Karena Kita Manusia.

Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang dianugerahi banyak keistimewaan: otak untuk berpikir, hati nurani untuk merasa, dan fisik untuk bekerja. Dengan kepemilikannya itu, manusia menjadi satu-satunya makhluk yang paling berkompeten untuk memakmurkan bumi. Manusialah yang bisa mengembangkan peradaban, teknologi, ilmu pengetahuan, dan semua hal untuk mengolah lingkungan sekitarnya. Potensi tersebut menjadikan manusia mampu menjalankan tugasnya menjadi benar-benar manusia; menjadi khalifah di muka bumi.

Sayangnya, manusia seringkali kehilangan kemanusiaannya. Manusia yang seharusnya menjadi khalifah malah jadi makhluk perusak. Homo homini lupus; manusia adalah serigala untuk manusia yang lain. Exploitation l’homme par l’homme; eksploitasi manusia terhadap sesamanya.

Termasuk apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama tujuh puluh tahun terakhir. Pendudukan Israel atas Palestina adalah sebuah kejahatan kemanusiaan. Bagaimana tidak, terjadi setidaknya tujuh belas genosida yang dilakukan secara terencana oleh Israel.

Every human being has the inherent right to life. This right shall be protected by law.” Article 6, International Convenant on Civil and Political Rights.

Pembantaian Desa Balad Asy-Syeikh dan Hawasyah pada 1 Januari 1948 menjadi pembantaian pertama Israel terhadap Palestina, meminta korban 200 jiwa. Pembantaian Naashiruddin pada 13 Mei 1948. Pembantaian Bait Darais pada 21 Mei 1948. Pembantaian Allad1 dan Allad2 pada 11-12 Juli 1948, memakan korban 250 jiwa pada hari pertama dan 350 jiwa pada hari kedua. Pembantaian Shafat; merenggut 70 jiwa pemuda Arab. Pembantaian Deir Yassin pada 9 Oktober 1948 mengorbankan 600 jiwa. Pembantaian Ad-Duwaimah, 30 Oktober 1984; memakan korban 96 orang dan anak-anak. Pembantaian ‘Ailbun; korban 12 pemuda. Pembantaian Shafshaf di Al-Jalil; korban 52 orang Palestina. Pembantaian Qabiyyah pada 14 Oktober 1953 merenggut 2.000 jiwa. Pembantaian Kafr Qasim mengambil 49 nyawa termasuk wanita dan anak-anak pada 29 Oktober 1956. Pembantaian di Masjid Ibrahim di Hebron dilakukan seorang warga Israel di masjid ketika Muslim sedang shalat berjamaah dengan senjata otomatis; 24 jiwa melayang dan 350 luka berat, hanya dalam waktu 10 menit. Pembantaian kota Shabra dan Shatilla pada 18 September 1982, Israel menyerbu habis pemukiman pengungsi Palestina di Lebanon, korban sekitar 12.000 jiwa. Pembantaian ‘Uyun Qaara pada 20 Mei 1989; tujuh orang tewas seketika. Pembantaian Bahr Al Baqr, sebuah bom dijatuhkan Israel pada sebuah sekolah penuh anak-anak. Pembantaian pengungsian Qana di Lebanon; 100 orang meninggal, baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak.

Semua ini belum termasuk penyebaran teror dan ketakutan pada tiap anak Palestina, juga penangkapan dan penghapusan kebebasan pada warga Palestina yang vokal melawan, penyiksaan di luar batas kemanusiaan yang terjadi hampir di tiap penjara milik Israel, penggusuran dan deportasi gila-gilaan, penghancuran sarana pendidikan bagi anak-anak Palestina, penghancuran ekonomi untuk melumpuhkan otoritas negara, memblokir dengan membangun tembok setinggi delapan meter dan panjang sejauh 750 kilometer agar masyarakat Palestina tidak bisa ke mana-mana, dan serta pelarangan melakukan ibadah dengan bebas baik bagi pemeluk agama Islam maupun Nasrani.

Semua tindakan yang dilakukan Israel jelas tidak bisa dibiarkan atas nama kemanusiaan. Dilogikakan dengan bagaimanapun juga tetap tidak masuk akal. Ditanyakan pada hati pun mencederai nurani.

Sekarang saatnya untuk membuktikan bahwa kita manusia. Bukan hanya dengan berbicara, tapi juga dengan bertindak. Memang susah menjadi manusia, karena banyak konsekuensi yang menyertai kemanusiaan kita. Tapi setidaknya kita telah berusaha.

---

Bibliografi:
Banna, Shofwan Al. Palestine, Emang Gue Pikirin. Yogyakarta: Pro-U Media. September 2006.
Assegaf, Faisal. Ironi Palestina. Jakarta: Hamas Lovers. 2010.
Chai, Ang Swee. From Beirut to Jerusalem. Jakarta: Mizan Pustaka. Juli 2006. 

---
Dimuat di muslim-academy.com pada 18 Desember 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tulis saja apa yang kau pikirkan