13 April 2012

Floria - Sebuah Resensi Buku

Salam sayang dari Adik untuk Kakak yang belum pernah Adik temui sampai sekarang.

Kakakku yang baik,

Seperti yang Kakak rekomendasikan, akhirnya Adik sudah baca sebagian surat Floria Amelia kepada Aurel dalam buku Vita Brevis, diterjemahkan dari Bahasa Latin oleh Jostein Gaarder. Salah satu penulis yang Adik favoritkan.

Dibandingkan dengan buku Gaarder lainnya, Vita Brevis ini juga mempertanyakan dan menggugat banyak hal yang selama ini disepakati oleh banyak orang. Bedanya, tokoh utamanya dalam buku ini bukan seorang anak kecil. Ia adalah perempuan dewasa yang berpikir sangat dewasa. Adik tahu, ini karena memang buku ini bukan tulisan Gaarder. Surat ini adalah tulisan Floria.

Kakakku sayang,

Sebelum Adik baca buku ini, Kakak sangat menggebu-gebu merekomendasikan Vita Brevis. Kakak bercerita betapa cerdasnya Floria dan usahanya untuk membantah kemapanan yang diciptakan Aurel atau St. Agustine. Floria adalah tipe perempuan yang jarang Kakak temui jaman ini. Dan yang adik rasakan, Kakak jatuh cinta pada Floria.

Adik merasa sedikit cemburu. Baiklah Adik akui itu. Adik sedikit menderita Brother Complex, yang ingin tahu seperti apa perempuan yang bisa membuat Kakak tergila-gila seperti itu. Dengan bersusah payah, akhirnya Adik mendapatkan buku itu. Hanya untuk Kakak.

Floria memutuskan menulis surat kepada Aurel ketika ia mendapatkan buku tulisan Aurel yang menjadi buku pegangan beberapa Gereja di Eropa. Aurel yang ia kenal dulu saat masih menjadi kekasihnya, kini berubah menjadi Santo yang dihormati Gereja. St. Agustinus menganggap hidupnya yang dulu adalah jaman kegelapan, dan hidup bersama Floria saat itu juga merupakan kesalahan.

Tentu saja Floria marah. Kalau aku jadi Floria aku juga akan marah. Floria tulus cinta pada Aurel dan merasakan juga sebaliknya. Tidak ada yang salah dari cinta. Kemarahan karena ditinggalkan itu, yang dikuburnya dalam-dalam selama bertahun-tahun setelah berpisah dari Aurel, bangkit lagi ketika membaca buku Aurel. Terutama bagian yang menyangkut masa lalu yang mereka habiskan bersama.

Kakakku yang jatuh cinta pada Floria,

Kalau surat Floria kepada Aurel ini sebuah surat cinta, maka ini adalah surat cinta yang penuh dendam. Adik membayangkan betapa panas darah yang mendesir di tubuh Floria ketika ia membaca buku Aurel. Adik juga membayangkan, berapa kali ia harus menahan nafas menahan luapan emosinya atau bahkan beberapa kali mencoba agar tidak ada satupun air matanya yang jatuh. Mungkin beberapa kali ia berhenti menggerakkan pena bulu tinta pada perkamennya, tidak tahu harus menulis darimana.

Bagaimanapun, ia tetaplah perempuan.

Floria memang cerdas sekali Kakakku sayang, tepat seperti penilaianmu. Sejak awal memang cerdas. Setelah ditinggal Aurel pun ia melarikan diri kepada ilmu pengetahuan, mencoba memahami alasan Aurel meninggalkannya. Dan di suratnya ini dia menunjukkan pada Aurel bahwa dirinya memang telah belajar sangat banyak selama ini. Aurel harusnya menyesal karena telah egois mementingkan dirinya sendiri dan meninggalkan Floria.

Kakakku yang mengagumi surat cinta Floria,

Menurutku akan sangat tidak menyenangkan menerima surat cinta seperti ini. Surat ini menohok kesalahan dan kekurangan orang yang dituju. Alih-alih Floria akan diterima kembali oleh Aurel, surat ini malah akan membuat Aurel tidak suka padanya.

Dalam surat ini Floria menggugat Tuhan yang dipercaya Aurel. Ia menceritakan ketidaksukaannya pada Monika, ibu Aurel, yang dinomorsatukan oleh Aurel. Juga banyak prinsip-prinsip hidup St. Agustinus lain yang dibantahnya.

Mana ada lelaki di dunia ini yang mau menjadi inferior di hadapan perempuan, disalah-salahkan jalan hidupnya, dan dikuliti kesalahannya satu persatu oleh hanya seorang perempuan? Kalau surat ini dibaca oleh Aurel, bukannya membuat dia merasa menyesal Kak, ini malahan membuatnya berang dan kalau bisa memusnahkan surat ini agar tidak ada seorangpun yang membaca.

Tapi bukan berarti surat ini tidak ada gunanya, ia jelas merupakan saluran penyembuhan diri bagi Floria, untuk menumpahkan kekesalan dan kemarahan yang selama ini dipendamnya. Kelegaan mengungkapkan perasaan yang terpendam kadang lebih penting daripada hasilnya.

Meskipun Adik belum cukup umur dan masih harus belajar lagi untuk memahami surat cinta Floria, Adik tahu Kak; Surat Floria adalah surat cinta yang luar biasa. Ambillah Floria untukmu, Kak. Hanya perempuan yang luar biasa yang pantas untuk lelaki yang luar biasa seperti Kakakku.

*Resensi Buku Vita Brevis - Jostein Gaarder, Penerbit Jalasutra.


2 komentar:

  1. "Ambillah Floria untukmu, Kak. Hanya perempuan yang luar biasa yang pantas untuk lelaki yang luar biasa seperti Kakakku."

    Widiih kalimat penutupnyaa :D
    Florianya udah ga ada, udah jadi fosil, gimana donk? :D

    BalasHapus

tulis saja apa yang kau pikirkan