11 Agustus 2012

Bicycle Diaries Bagiku

Selesai urusan cetak #BicycleDiaries rasanya kayak udah selesai urusan di dunia. Tinggal berangkat ke akhirat. 

Tiap orang punya mimpinya masing-masing. Dan bagiku, mengarsipkan blog lamaku menjadi #BicycleDiaries adalah target penting dalam hidupku.

Mungkin bagi teman penulis lainnya biasa saja membukukan buku. Tapi tidak bagiku dengan #BicycleDiaries. Tiap orang punya prosesnya sendiri.

Menangis-meraung dari tenggorokan adalah hal pertama yang kulakukan setelah membawa pulang 100eks #BicycleDiaries dari@indiebookcorner.

Tangis raung lega, mimpi di tangan. Tangis raung haru, bantuan semua orang. Tangis raung lelah, setelah proses yang tak mudah. #BicycleDiaries

Air dari tubuh; air mata, darah, dan keringat (lirik lagu Bintang Revolusi) seolah-olah sudah kucucurkan demi #BicycleDiaries.

Orang mungkin nganggap rendah "Buku diary doang kok segitunya,". Justru karena catatan harian itulah kenapa buku #BicycleDiaries berharga.

Karena #BicycleDiaries adalah proses pembentukan diri selama lima tahun terakhir. Ia sangat berharga. Setidaknya bagi diriku sendiri.

Itulah kenapa aku memberikan effort yang sangat besar bagi #BicycleDiaries. Bahkan mempertaruhkan hidupku untuk buku itu.

Kalau tiba-tiba malaikat bertanya apa yang sudah kulakukan 22 tahun ini, aku tinggal menyodorkan #BicycleDiaries sebagai jawaban.

Untuk menurunkan #BicycleDiaries agar lebih murah diakses teman-teman, aku bertaruh mencetak 100eks, dan terancam puasa sebulan pada Syawal.

Untuk mencetak #BicycleDiaries, aku menagih hutang teman-teman dan berhutang pada teman yang lain. Dua tindakan yang sangat tidak menyenangkan.

Pekerjaan dengan motif uang pun kulakukan, disaat hati sementara harus bungkam dalam pekerjaan. Demi apalagi kalau bukan #BicycleDiaries.

Padahal orang sepertiku, yang tidak populer, bagaimana bisa punya fans sampai seratus orang untuk membeli bukuku? #BicycleDiaries

Aku gak biasa minta orang ikut caraku atau beli barang yang kusuka. Tiap orang kan punya kesukaannya sendiri. Apalagi untuk#BicycleDiaries.

Tapi alasan aku sampai berani bertaruh 100eks adalah karena kembali ke niat awal pembuatan #BicycleDiaries; mengarsip dan menginspirasi.

Aku meminjamkan #BicycleDiaries bagi siapa saja yang mau baca. Kalau mau punya, itu lain soal, haha.

Teknisnya aku membuat sendiri #BicycleDiaries kecuali percetakan dan pengajuan ISBN di @indiebookcorner, tapi buku ini ada karena semua orang.

#BicycleDiaries jadi dan aku menjadi manusia yang seperti ini karena ada bantuan dari semua orang dalam hidupku. Terimakasih banyak.

Aku tandatanganin #BicycleDiaries dan berterimakasih pada tiap orang atas pengaruh mereka dalam hidupku, rasanya kayak ngucapin perpisahan.

Curhatin #BicycleDiariesnya udahan dulu, pamit pulang dulu ya teman-teman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tulis saja apa yang kau pikirkan