Saya kenal dunia membaca dan menulis sejak delapan tahun lalu saat saya masih belajar di SMP. Dulu saat saya bahkan pernah bermimpi masuk untuk menjadi penulis. Minimnya jenis buku bacaan di kota masa kecil saya membuat pikiran saya hanya penuh oleh bacaan-bacaan Islami yang didominasi tulisan penulis-penulis muslim. Kekurangan bacaan juga mendorong saya untuk membuat bacaan-bacaan sendiri yang juga bertemakan Islam. Keadaan ini membuat saya militan terhadap pergerakan Islam, terutama permasalahan Palestina. Meskipun sikap militan itu hanya saya ungkapkan di forum-forum Rohani Islam di sekolah saya.
Namun semenjak saya pindah ke kota yang lebih besar, akses pada buku menjadi lebih banyak. Bahkan terlalu banyak buku di sekeliling saya. Hal ini membuat saya tidak lagi konsen pada Islam, juga pada Palestina yang merupakan topik favorit saya. Tidak konsennya saya pada ruhani saya sendiri inilah yang membuat dunia saya sekarang menjadi hampa. Bacaan-bacaan saya tidak fokus dan tulisan-tulisan saya lebih banyak menggugat daripada memberi solusi. Saya tidak tahu apa tujuan besar saya ketika membaca maupun menulis. Saya tidak lagi militan. Sampai sekarang.
Kehampaan akan makna itu membuat saya sampai disini. Saya bosan dengan kehampaan yang saya jangkiti dan pada akhirnya saya memutuskan. Bahwa saya rindu dengan Tuhan saya. Bahwa saya rindu dengan diri saya yang militan berjuang di jalan Islam. Bahwa dakwah, yang saya tidak tahu pasti apa artinya, mulai saya pikirkan kembali. Bahwa saya sudah menghabiskan empat tahun waktu saya dengan sia-sia karena saya tidak mewujudkan mimpi saya untuk menjadi penulis sejak awal berada di Yogyakarta. Bahwa saya sekarang memutuskan untuk berhijrah.
Saya hanya bisa menulis, entah itu dakwah atau bukan, saya masih mencari artinya. Namun saya akan berjuang dengan tangan saya dengan menulis untuk terus memperbaiki diri saya sendiri juga untuk memperbaiki dunia. Saya tidak ingin kebodohan saya dengan hidup tanpa makna terjadi juga pada orang lain.
Bagi saya, menulis adalah sebuah pertarungan. Pertarungan melawan kebodohan dan keangkuhan diri saya sendiri. Dan disaat yang sama saya juga bertarung menyelamatkan dunia, terutama Palestina yang saya cintai dengan menulis, karena hanya itu yang saya bisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tulis saja apa yang kau pikirkan