langit menumpahkan kemarahannya hari itu. ia menjerit berurai air mata. berjam-jam, seakan tidak akan pernah memaafkan kesalahan manusia yang bukannya sadar atas kesalahannya malah tidak tahu diri.
cara marah yang persis sama seperti yang aku lakukan biasanya.
tapi aku tidak terima, aku pun tidak suka dengan manusia, namun langit marah pula kepadaku sementara aku sudah berusaha mencegah keburukan manusia, meskipun dengan caraku sendiri. dan kuputuskan, aku akan melawan.
sekarang! aku berlari sprint, entah kemana, tapi berlari, seakan dibawa angin. aku pun marah. aku pun menangis.
yang aku dapatkan; aku gemetar, nafasku tidak beraturan, asma, sakit-sakitan, dan aku ternyata tidak lebih baik dari manusia-manusia lainnya. sayangnya terlalu angkuh untuk memahami kesalahanku.
waktu kamu nulis ini ada kejadian apa ?
BalasHapus*ujan-ujanan pas deres, padahal kebelet pipis. haha.
BalasHapus